Minggu, 03 Juni 2012

Cinta dalam Hati sama 'Besar'

Awalnya itu, aku sekelas sama dia, awalnya biasa aja sih, pernah suatu waktu itu ada vote di kelas, siapa cowok paling ganteng, malu-maluin tau, bikin anak yang punya vote terbanyak jadi ge-er, tapi ya biarin, namanya masa SMA, apapun yang malu-maluin jadi sedikit biasa aja.
Lanjut, lamaaaa banget nggak ada rasa, biasa aja meskipun aku dan dia dipertemukan dalam satu kelompok drama dimana di dalamnya pun aku sering beradu dialog dengan dia, tapi biasa aja. Mungkin karena waktu itu aku masih punya pacar kali. Atau bisa juga karena motornya waktu itu masih motor bebek kali ya, aku nggak maksud buat matre yah, tapi iya kali ya aku matre :p semua biasa saja sampai kelas 12 setelah hari raya. Bicara soal mata duitanku kali ini sepertinya memang bener, dia ~ sebut aja "besar" karena memang dia biggest body in the class, jadi sekitar bulan sembilan atau september kayaknya dia ganti motor, jadi motor kuda, motor cowok lah, dengan pergantian itu, aku ngerasa sepertinya besar ini cowok yang menarik, alasannya pertama dia good looking, lumayan pinter, tinggi, motornya, waktu itu aku nggak peduli sama badannya yang big, menurutku badannya masih bagus (hampir buta aku kali), :D
Saat itu, ada pergantian cabinet di kelas (biar agak keren dikit pake kabinet), dimana yang terpilih adalah, ‘besar’ sebagai ketua dan aku sekretarisnya, jadi secara tidak langsung aku harus sering konfirmasi sama ‘besar’ masalah kelas dan yang lainnya. Mulai saat itulah muncul perasaan (awalnya) suka.
Lalu, entah karena apa, Tuhan berkehendak aku satu kelompok lagi sama ‘besar’ dalam skala yang lebih kecil, kalau waktu kelas 11 dulu, satu kelas dibagi jadi dua kelompok, jadi ada 15 orang dalam satu kelompok, nah sekarang dibagi menjadi 6 kelompok, jadi satu kelompok ada 5 orang, dan salah satu kelompok itu ada aku dan ‘besar’. Dan karena itu aku sering komunikasi sama ‘besar;, entah sekedar ngomongin materi yang akan di presentasikan, atau cuma sekedar guyonan kecil. Saat itu aku sudah mulai sadar kalau perasaan (yang awalnya) suka berubah menjadi lebih dalam lagi, namun aku mencoba berkata dalam hati, aku suka sama ‘besar’ hanya karena materi.
Seiring berjalannya waktu, aku sering cerita ke teman-teman sederetku mengenai ketertarikanku pada ‘besar’ dan mereka jadi sering “macokin” aku sama ‘besar’, dan dari itu perasaanku berubah jadi cinta beneran. Padahal aku nggak niat buat cinta sama ‘besar’. Yah, cinta itu seperti jelangkung memang datang tak dijemput pulang tak diantar. Karena ‘besar’ nggak ngerespon aku sama sekali, atau bisa dibilang tidak tertarik sama aku, aku memilih untuk mencoba tidak mencintai ‘besar’ lagi, dan sepertinya usahaku sedikit berhasil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar