Rabu, 07 September 2011

Jahilnya Adikku



           Beberapa hari setelah aku pulang kampung, soalnya di Jember aku kos, jadinya mesti dong kewajiban anak kos-kosan untuk pulang kampong tiap liburan sekolah yang lumayan lama. Beberapa hari aku dirumah, sepertinya adikku kangen berat sama aku, aku sering dibeliin ini itu, tapi juga tetep dijahilin dengan bermacam-macam cara, sial ! aku cuma bisa merutuk dalam hati, mau gimana lagi, lagipula juga bisa dimaklumi, adikku masih kecil, sekarang masih kelas 6 SD.
Balik lagi ke jahilnya adikku, jadi waktu itu, aku lagi tidur di depan TV, aku nggak kerasa kalau aku tidur mulutku sedikit terbuka, dari situ ide jahilnya adikku keluar, waktu lagi enak-enaknya tidur tiba tiba mulutku kerasa dingin, dingin banget, sepertinya ada cairan, entah apa itu, menetes, atau memang sengaja ditetesin ke mulutku, awalnya aku biarin, tapi lama-kelamaan rasanya panas, akhirnya kubuka mataku, dan melihat adikku tertawa cekikikan melihat idenya terlaksana dengan baik. Penasaran ku jilat mulutku, hah ?? SAMBAL !. Untungnya itu cuma sambal sachet yang biasa dijual di toko-toko jadi buat aku yang suka pedes itu nggak begitu masalah. "Sabar .. Sabar " kataku dalam hati, "Tunggu pembalasanku" akhirnya niat jahatku keluar dah.

            Beberapa hari kemudian entah tepatnya tanggal berapa, sepertinya usahaku untuk balas dendam kesumat sama adikku terbalaskan. Begini ceritanya, beberapa hari ini waktu hari raya Fitri, perutku rasanya mules banget, entah gara-gara kebanyakan makan bakso, atau kebanyakan makan rujak yang memang dua-duanya pedas, pedas banget malah, sampe  tenggorokanku panas, mataku keluar air mata. Mungkin memang gara-gara itu perutku jadi mules dan berkali-kali aku buang gas yang amit-amit … BAU BANGET ! . Ceritanya aku lagi nonton TV, ibu dan bapakku lagi ngobrol di pintu yang ada di dekatnya dapur, adikku lagi ada panggilan alam, yah buang hajat nama lainnya di WC yang terletak di sebelahnya dapur. Perutku kambuh lagi mulesnya, berhubung menurutku jarak antara tempatku dan orangtuaku lumayan jauh, sekitar 2 meter, ditambah angin yang bertiup lumayan kencang di siang bolong, jadi dengan santai kulepaskan gas yang mengganjal di perutku, Ceessssss …. Lega ‼!. Ehhh tiba tiba aja ibuku nyeletuk  dengan logat jawanya "Nduk, sampeyan ngengek nggak disiram yo ?" adikku yang kebetulan keluar dari WC langsung mengelak "Nggak, mau wis tak ke'i super pel malah" , mendengarnya aku tertawa lebar, sampai nggak ada suaranya, "Tapi kok mambu sampe kene ?" ibuku protes lagi "Nggak weruh" jawab adikku sewot. Adikku kembali ke ruang TV, melihatku tertawa dia langsung mengadu ke ibu kalau yang buang gas itu aku, hahahaahhhh ‼

            Esoknya masih dengan perutku yang mules gara-gara belom buang hajat sejak 2 hari yang lalu, aku dan adikku ngobrol tentang banyak hal, adikku terus menerus nyerocos tentang perkembangan kucing kami yang kami beri nama 'Isabel', seperti namanya putri. Berhubung sudah nggak kuat lagi untuk menahan gas yang mengganjal di perut, kulepaskan saja meskipun ada adikku, adikku yang masih dengan cerocosannya tiba-tiba mengangkat hidungnya sebelah, "Sampeyan ngentut yo ?" adikku setengah berteriak, aku yang nggak kuat untuk nahan ketawa langsung aja ketawa sepuasnya, adikku langsung berlari keluar mencari udara segar, hahaha ‼ 2 kali sudah aku membalas adikku.
            Keesokannya adikku kambul lagi jahilnya, tapi kali ini bukan aku yang dijahilinya, tapi bapakku. Ceritanya waktu aku lagi minum di dapur, bapakku tiba-tiba bangun, karena ada tamu, belom sempat cuci muka bapakku nemuin tamunya sebentar, soalnya itu tamu sudah sering ke rumah, sudah sering lihat bapakku waktu baru bangun tidur juga, cukup lama juga bapakku nemuin, terus akhirnya bapakku ke belakang mau cuci muka, waktu hamper lewat di depanku, ibuku datang sambil ketawa ngakak banget, "Liaten Rul, bapakmu rambutnya dikuncir sama adik", melihat bapakku yang memang benar rambutnya dikuncir model Upin-Ipin, air yang belum masuk ke tenggorokanku, masih sebagian dimulutku menyembur Buuaaarrr …. melihat rambut bapakku yang bagian atasnya bisa dibilang sudah botak, keriting kecil dan hamper gundul dikuncir berdiri sama adikku, langsung aku tutup mulutku menahan air yang ada di mulutku untuk nggak keluar semua dan lantainya basah, akhirnya aku juga yang ngepel. Bapakku yang masih linglung baru bangun tidur, terus berjalan menuju kamar mandi untuk mencuci muka. " Jadi tadi nemuin tamu masih dikuncir ? " tanyaku pada ibu, " Pastinya lah" jawab ibuku yang masih ketawa. Adikku lewat langsung ditanyain sama ibuku " Kamu yang nguncir rambutnya bapak " adikku dengan tampang WTB (Wajah Tak Berdosa) mengguk lalu menjawab " Abis bapak rambutnya aku kuncir pas lagi tidur nggak kerasa, jadi aku terusin aja " kata adikku masih dengan tampang tak berdosanya. Yaahh, seperti itulah jahilnya adikku, dan itu juga yang bikin aku kangen kalau lama-lama nggak ketemu sama adikku.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar